Kelompok Bimbingan Ibadah Haji & Umroh (KBIHU) Al-Khoiriyah

Sabtu, 15 Desember 2012

Saudi Bangun Jembatan Tawaf di Seputar Kabah


Saudi Bangun Jembatan Tawaf di Seputar Kabah
tawaf
REPUBLIKA.CO.ID, MEKKAH--Masjidil Haram kembali berbenah dengan membangun jembatan tawaf untuk memberi kenyamaan bagi jamaah dalam beribadah.


Suwondo, salah seorang supervisor pekerjaan tersebut di Mekkah, Jumat (22/11)  mengatakan, jembatan tersebut diharapkan sudah bisa digunakan pada Ramadhan 2013.



Suwondo, asli Semarang dan Chairuddin, asal Kalimantan, beserta sejumlah pekerja lainnya sedang mempersiapkan jalur masuk jembatan di salah satu pintu di Masjidil Haram. Saat ini terdapat dua jalur masuk yang sedang dipagar agar tidak mengganggu jamaah yang sedang beribadah.



Suwondo yang bekerja pada Saudi Bin Laden Corp itu mempersilakan untuk melihat penambahan jalur tawaf tersebut di youtube dengan kata kunci "Perluasan Kawasan Tawaf Masjidil Haram".



Jembatan tawaf itu akan dibangun dengan sistem "knock down" agar tidak mengganggu proses tawaf dan bisa dipasang atau dibongkar dalam tiga hari. Lebar jalan atau jembatan tawaf itu 12 meter, dengan diameter pada lingkaran terluar 94 meter, dan lingkaran dalam 70 meter.



Dengan demikian terdapat tambahan luas area 3000 meter persegi. Total beban jembatan itu 200 ton, sehingga beban per meter perseginya menjadi 60 kilogram.



Akses ke jembatan tersebut pertama dari Pintu King Abdul Azis, kedua dari Pintu Umrah, dan jalan keluarnya pada pintu diantara keduanya dengan tinggi jembatan 2,7 meter.



Persiapan pembangunan jembatan dilakukan pada lantai bawah (basement) masjid, seperti tiang, lantai dan pagar jembatan lalu diangkut dengan ke area tawaf di sekitar Ka'bah dan dipasang dengan menggunakan alat berat. Video simulasi tersebut di upload pada 2 Januari 2012 oleh "suraukini".



Kerajaan Saudi juga sedang membangun perluasan Masjidil Haram di depan Hotel Dar Al Tawhid yang diperkirakan akan menambah daya tampung masjid menjadi lima juta jamaah.



Sementara sejumlah hotel di sekitar masjid juga sedang giat didirikan dan akses ke masjid akan dipermudah dengan kereta listrik cepat dari Jeddah dan Madinah.

sumber: replikaonline

ANGGITO JANJI LAKUKAN ROTASI DI PHU

DIRJEN PHU
















.
Jakarta, 11/12 (Sinhat) - Anggito Abimanyu berjanji akan melakukan rotasi di lingkungan Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) dan menambah satu jabatan eselon II di direktorat yang dipimpinnya karena ke depan penyelenggaraan ibadah haji tantangannya semakin besar, terkait tuntutan publik untuk mendapatkan pelayanan optimal.    
    Pihaknya juga berjanji akan memperhatikan kesejahteraan pegawai. Namun di sisi lain ia pun menuntut pegawai harus bekerja optimal. Peningkatan kesejahteraan harus berbasis kinerja, kata Dirjen PHU Anggito Abimanyu pada tasyakuran penyelenggaraan ibadah haji 1433 H/2012 di Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (11/12) petang.
    Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Pelayanan Haji Sri Ilham Lubis, Direktur Pembinaan Haji Ahmad Kartono, Direktur Pengelolaan Dana Haji Mahya Bandar dan Setditjen PHU Cepi Supriatna. Nampak pula beberapa pejabat Kadaker Mekkah, Jeddah dan Madinah.
    Animo umat Muslim untuk menunaikan ibadah haji semakin tinggi seiring membaiknya pendapatan mereka. Terlebih jika melihat daftar tunggu jemaah haji yang semakin panjang, tentu semua itu membutuhkan manajemen yang baik. Publik pun menuntut adanya pelayanan yang optimal dan transparan. Karena itu perbaikan layanan mulai saat ini, dan tahun depan, sudah harus dimulai.
    Ia mengatakan, jika mendengar pernyataan di publik, penyelenggaraan ibadah haji 1433 H/2012 M lebih baik dibanding tahun lalu. Tetapi ia minta kepada jajaran Ditjen PHU untuk tidak merasa puas dengan hasil tersebut karena tantangan ke depan semakin berat. Jika pada penyelenggaraan ibadah haji lalu pondokan yang jauh bisa teratasi, tetapi ke depan belum tentu semudah mendapatkan pondokan seperti tahun sebelumnya.
    Apalagi ke depan, ia memperkirakan, iklim di tanah suci Arab Saudi lebih panas dibanding tahun lalu. Semua itu membutuhkan perhatian semua pihak. "Kita punya 'power', dan amanah untuk memperbaiki penyelenggaraan ibadah haji. Di sisi lain ekspektasi atau harapan publik demikian tinggi. Kita pun kadang dicurigai lembaga sosial masyarakat (LSM), karena mengelola dana harus transparan," katanya.
    Jadi, lanjut dia, ke depan masih banyak ketidakpastian untuk mendapatkan pondokan lebih dekat. Belum lagi kemungkinan BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) akan naik dari semula setoran awal Rp25 juta menjadi Rp32,5 juta. Petugas haji ke depan pun harus bekerja lebih keras lantaran harus banyak melayani jemaah haji beresiko tinggi seperti usia lanjut dan lainnya. 
    Kendati demikian ia minta jajarannya untuk tidak lari dari kenyataan tersebut. "Anda tahu masalahnya dan anda pula pasti tahu solusinya," ia menegaskan.
    Terkait dengan rotasi di lingkungan PHU, ia menjelaskan, akan dilakukan assessment. Dengan cara itu rotasi bukan berdasarkan pendekatan dari atas ke bawah, tetapi berdasarkan penilaian objektif. Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari adanya saling fitnah, hubungan 'istimewa' antara pegawai dengan pihak luar.
    Pejabat pun harus tahu tugas dan tanggung jawabnya. Termasuk dalam pengelolaan anggaran. Ia menolak adanya penilaian bahwa seorang pejabat bisa lepas tanggung jawab lantaran ketidaktahuan dari persoalan pengelolaan anggaran. Karena menduduki jabatan itulah maka yang bersangkutan harus memikul resiko karena dianggap mengetahui tugas dan tanggung jawabnya.
    "Jadi, setiap penggunaan uang harus dipertanggungjawabkan," tegasnya.
    Terkait dengan tambahan pejabat eselon II di Ditjen PHU, Anggito menyatakan, pihaknya tidak akan mengambil dari luar. Meski banyak temannya di luar Kementerian Agama, tapi jabatan itu tak akan diisi orang luar. "Percayalah, saya tidak akan melakukan itu," ia menegaskan.
    Ia menegaskan kembali, penyelenggaraan ibadah haji 1434 H/2013 M akan lebih kompleks permasalahannya. Karena itu pihaknya merasa perlu melakukan perubahan organisasi dan birokrasi mulai dari eselon III di lingkungan Ditjen PHU. Pelayanan kepada publik, birokrasinya harus diperpendek. Pembagian kuota harus transparan. Integritasi sistem harus dibangun. Sejalan dengan itu, kesejahteraan karyawan pun harus lebih baik.
     "Tujuannya adalah memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu Allah," kata Anggito Abimanyu. ***3***

SUMBER: infohaji.com