Kelompok Bimbingan Ibadah Haji & Umroh (KBIHU) Al-Khoiriyah

Jumat, 14 Oktober 2011


Jamaah Haji Diminta Waspadai Penyakit Saluran Pernapasan

MAKKAH – Semakin dipenuhinya kota Mekkah dari rombongan haji yang datang dari segenap penjuru dunia, calon Jemaah haji Indonesia diharapkan mulai mewaspadai munculnya penyakit batuk maupun pilek atau gangguan saluran pernapasan lainnya. Apalagi data prakiraan cuaca pihak Arab Saudi mengatakan temperatur udara di negara itu masih menunjukan angka yang relatif tinggi.
Berdasarkan anasalisa dari sebuah situs yang menganalisa cuaca di berbagai kota di seluruh dunia, suhu kota Madinah untuk Jumat (14/10) berkisar antara 26-39 derajat celcius dengan kelembaban sekitar 12 persen. Suhu kota Madinah pada hasi Sabtu (15/10) dan Ahad (16/10) berkisar antata 24-39 derajat celcius dengan tingkat kelembaban udara mencapai 13-14 persen.
Begitu juga dengan suhu kota Mekkah Al Mukarromah pada Jumat (14/10) berkisar antar 28-40 derajat celcius, Sabtu (15/10) berkisar antara 27-41 derajat celcius, dan Ahad (16/10) diperkirakan mencapai 27-40 derajat celcisus.
Arab Saudi memiliki dua musim, yakni musim panas dan dingin. Pada musim panas, suhu udara pada siang hari bisa melampaui 40 derajat celcius. Sebaliknya, saat musim dingin, suhunya pun bisa anjlok secara ekstrim yakni mencapai 5 derajat celcius.
Namun terkait dengan masalah kelembaban udara di Arab Saudi yang rendah akibat curah hujan yang rendah, berdampak pada pola penyakt yang diidap jemaah haji Indonesia. Kasus penyakit yag sering dialami jemaah adalah sakit saluran pernafasan, mulai dari radang tenggorokan hingga gejala batuk.
Dari pantauan wartawan di Madinah, di Masjid Nabawi Kamis malam (13/10), bunyi batuk jamaah terdengar di seantero ruangan Masjid Nabawi. Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari, mengatakan kondisi jemaah yang tidak fit serta berkumpul dengan jemaah lain dari berbagai bangsa dinilai rentan terjangkitnya penyakit.
“Kami tetap berharap agar bisa menjaga kondisi kesehatannya agar mampu melaksanakan ibadah hajinya dengan baik. Pakailah masker dan payung bila berada di luar ruangan,” kata Jauhari.

Senin, 10 Oktober 2011

Jamaah Haji Indonesia Belum Bisa Pakai Monorel


7 October 2011
MAKKAH – Meski angkutan monorel di Makkah sudah selesai dibangun, jamaah haji Indonesia tetap belum bisa menggunakan moda angkutan moderen tersebut. Nantinya, para jamaah haji Indonesia ketika akan melakukan ibadah di area Armina (Arafah dan Mina) tetap menggunakan angkutan biasa, yakni bus.
Menurut Kepala Daerah Kerja Makkah (Kadaker) Makkah, Arsyad Hidayat, alasan tidak dipergunakannya angkutan monorel untuk jamaah haji Indonesia lebih banyak karena soal kebutuhan teknis saja. Selain itu memang karena ada sejumlah uang yang nantinya bisa dijadikan beban tambahan dalam penentuan biaya ongkos naik haji sebanyak 250 real per orang.
“Untuk saat ini jamaah kita belum menggunakan fasilitas monorel. Argumentasi utamanya karena letak stasiun monorel dan perkampungan jamaah haji Indonesia berada pada temat yang berjauhan. Bila ini dilakukan maka akan menjadi beban baru karena petugas harus mengawasi pergerakan jamaah yang begitu besar menuju stasiun itu. Ini jelas sangat tidak mudah. Apalagi dilakukan pada musim puncak haji,” kata Arsyad di Mekkah, Jumat (7/10).
Selain itu, selama ini sewa kendaraan bus yang menjadi moda angkutan jamaah sudah termasuk sewa pengangkutan jamaah ketika hendak menuju dan pulang dari Arafah dan Mina. Jadi bila tetap dipaksakan jamaah haji naik monorel maka ada anggaran biaya haji yang hilang begitu saja.
“Tak hanya Indonesia, jamaah haji dari Asia Tenggara pun tak ada yang naik monorel. Memang sempat ada penawaran dari pihak Saudi Arabia akan penggunaan fasilitas itu. Tapi kami berpikir lebih baik naik angkutan biasa. Jadi kecenderungannya sekarang fasilitas monorel itu hanya digunakan untuk mengangkut jamaah haji dari kawasan Arab saja,” tegas Arsyad.
Hingga kemarin, di Mina monorel itu sudah terlihat diuji coba. Bentuknya memanjang seperti kereta api listrik di Jakarta. Dari pengamatan sekilas angkutan ini memang tampak sangat bagus. Apalagi bila tengah melaju di antara deretan-deretan tenda di Mina yang berwarna putih. Hilir mudik monorel nantinya di kawasan Arafah dan Mina akan menjadi pemandangan baru yang menarik.

Jemaah Diimbau Jangan Pergi Sendirian


10 October 2011
MADINAH – Jemaah haji Indonesia diharapkan jangan pergi sendirian untuk menghindari aksi perampasan yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab. Jemaah hendaknya berangkat berkelompok minimal 4-5 orang.
Hal itu diungkapkan Kepala Panitia Penyenggara Ibadah Haji Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari di Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Arab Saudi. “Karena korban kejahatan seringkali sedang sendirian atau kesasar, dan biasanya orang lanjut usia,” katanya.
Menyikapi berbagai tindak kejahatan yang menimpa beberapa jemaah Indonesia di Madinah, Akhmad menghimbau agar jemaah sebaiknya tidak banyak membawa uang. Ia melihat saat ini ada tren jemaah membawa banyak uang di sakunya.
Ia menuturkan jika jemaah haji membawa banyak uang dalam rangka pelaksanaan ibadah haji ini justru akan membuat ibadah jemaah itu sendiri menjadi terganggu.
Jemaah haji yang seharusnya fokus kepada ibadah, tentunya akan terpecah pikirannya karena memikirkan keamanan uangnya itu.
“Bawalah bekal secukupnya. Kalau khawatir hilang, manfaatkan safety box yang ada di hotel,” kata kata Akhmad.

Peniti dan Gunting Kuku Jamaah Bisa Hambat Penerbangan


JEDDAH – Barang-barang bawaan jamaah haji Indonesia bisa menghambat proses keberangkatan. Terutama, jika barang tersebut termasuk katagori tajam dan dari jenis logam, sepertipeniti, gunting kuku, dan silet.
“Karena itu kami terus mensosialisasikan tentang hal itu kepada jamaah haji kita, dengan membuat selebaran yang kami tempatkan di perumahan-perumahan haji di Arab Saudi,” kata General Manager Saudi Arabia dan Middle East Garuda di Jeddah, Fikdanel Thaufik, di Kantor Garuda Jeddah, Kamis (6/10) ketika ditanya wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji di Jeddah.
Agar pelaksanaan pemeriksaan sekuriti oleh petugas Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah berjalan lancar, maka petugas Garuda di bandara tersebut akan memeriksa para jamaah haji Indonesia. “Sebab di sini beda dengan di Indonesia. Kalau saat jamaah haji itu melalui detektor logam masih bunyi, maka jamaah itu harus kembali dan menjalani pemeriksaan ulang hingga benar-benar tidak bunyi. Ini yang akan menghambat proses penerbangan,” kata Fikdanel yang didampingi pihak dari Dinas Haji Garuda Indonesia Endang Hidayat dan Finance Manager Saudi Arabia Garuda Indonesia Bambang Eko Priyanto.
Fikdanel berharap para jamaah haji Indonesia memahami dan menaati ketentuan itu. Dengan demikian diharapkan proses keimigrasian dan sekuriti di Bandara berjalan lancar. “Bisa dibayangkan jika satu jamaah memerlukan pemeriksaan tambahan lima menit, maka pemeriksaan sekuriti akan berlangsung lama. Ini yang berpotensi menghambat proses penerbangan,” ujarnya.
Tahun ini Garuda menerbangkan 14 pesawat terbang sewaan untuk melayani jamaah calon haji dan jamaah haji Indonesia.
Sesuai dengan kontrak antara Kemenag dengan pihak Garuda, pada tahun ini Garuda melakukan penerbangan sebanyak 300 kloter yang mengangkut 113.711 orang jamaah. Mereka mengikuti penerbangan fase pertama yaitu keberangkatan dan fase kedua yakni pemulangan.
Menurut Fikdanel, pelaksanaan perjalanan jamaah calon haji 1432 H/2011 lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Selama Berhaji, Para Jamaah Akan Terima Kartu Cerdas


REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Setiap jamaah yang tiba di bandara, pelabuhan atau pos perbatasan akan menerima kartu cerdas digital. Di kartu itu, tersimpan semua informasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Asosiasi Kendaraan Umum (CGS) Saudi, Kamis (6/10).
Layanan peta digital juga akan diluncurkan untuk memantau bus melalui internet. Dengan peta ini, memungkinkan untuk mendeteksi masalah teknis, kerusakan dan bisa memantau bis mematuhi rute yang ditugaskan kepada mereka. Hal ini dilakukan untuk mengawasi 17 perusahaan yang menyediakan layanan transportasi sebanyak 19.000 bus selama musim haji.
Semua itu dilakukan karea CGS ingin meminimalisir kerusakan bus dan menghemat waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan jika ada kerusaakan. CGS merencanakan akan mengoperasikan 120.000 perjalanan Makkah ke Madinah bagi para jamaah haji.
Rencananya, 20.000 pengawas akan tertibat dalam operasi ini, selain anggota administrasi dan teknis, sopir dan teknisi perawatan bus. Fokus utama rencana transportasi ini untuk memastikan para jamaah melaksanakan ibadah haji dengan mudah, nyaman dan tenang.
Di Al-Shumaisi, jumlah petugas dari departemen paspor telah ditingkatkan agar lebih efisien membantu memeriksa identitas pengendara, mengatur lalu lintas dan menangkap jamaah ilegal. Hal ini sangat membantu menghemat waktu di pos pemeriksaan.
Sementara itu, di Makkah, juga telah disediakan awak wanita terlatih untuk memeriksa para jamaah wanita. Staf yang terlatih, alat yang modern sudah siap menjamin penyelesaian prosedur masuknya jamaah haji dengan mudah dan nyaman. Agar lebih aman, semua orang yang masuk akan diambil sidik jarinya.

Minggu, 09 Oktober 2011

Pesawat Pengangkut Jamaah Calhaj yang Terlambat akan Didenda


REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Otoritas Umum Penerbangan Sipil (GACA) mengumumkan akan memberikan denda kepada maskapai yang mengalami keterlambatan dalam penerbangan haji. Denda bisa mencapai 150.000 Real Saudi (RS). Jika keterlambatan melebihi 24 jam, denda bahkan bisa mencapai dua kali lipat.
Maskapai yang melakukan penerbangan tanpa izin, akan didenda lebih dari 30.000 SR. GACA menegaskan perusahaan akan didenda 50.000 SR jika tidak memberikan data akhir instruksi haji.Denda ini akan mulai berlaku terhitung sejak pekan depan di bandara King Abdul Aziz di Jeddah dan bandara Prince Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah.
Pemberangkatan haji sudah dimulai sejak 29 September hingga akhir Oktober. Pemulangan jamaaah akan dimulai 10 November hingga 10 Desember. Menurut peraturan GACA, saat penerbangan tidak diizinkan untuk singgah di dua terminal bandara lebih dari dua jam setelah kedatangan (sebelum haji)  dan lebih dari tiga jam sebelum kebarangkatan.
Sementara itu, untuk memeriksa paspor, petugas sudah ditempatkan di sekitar Makah untuk mengantisiapsi jamaah ilegal. Menurut komandan departemen paspor ibadah haji, Taghalib Bin Al-Harbi, titik masuk kota Makah juga memiliki tim wanita untuk memeriksa jamaah wanita selama musim haji ini.
Departemen ini telah menerapkan prosedur haji di bandara king Abdul Aziz di Jeddah, Prince Muhammad Bin Abdul Aziz di Madinah dan Pelabuhan Islam Jeddah.
Staf yang terampil dan alat yang modern anti pemalsuan sudah siap digunakan untuk menjamin penyelesaian yang mudah dan nyaman bagi para jamaah.  Agar lebih aman, semua orang yang masuk akan diambil sidik jarinya.