Kelompok Bimbingan Ibadah Haji & Umroh (KBIHU) Al-Khoiriyah

Minggu, 06 November 2011

Jamaah Haji Melontar Jumrah

REPUBLIKA.CO.ID MAKKAH – Setelah melakukan wukuf di Arafah dan Mabit (bermalam) di Muzdalifah, semenjak Ahad kemarin (6/11), hingga 13 Dzulhijjah mendatang jamaah haji melontar jumrah.
Bagi jamaah yang mengambil ‘nafar awal’ mereka akan melontar jumrah hingga tiga hari, yakni pada 10, 11, dan 12  Dzulhijjah. Sedangkan yang mengambil ‘nafar tsani’ akan melontar jumrah sebanyak empat hari, yakni pada 10, 11,12, dan 13 Dzulhijjah, dengan melontar jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah.
“Kami sudah melakukan mabit di Muzdalifah. Rencananya kami akan melakukan jumrah nafar akhir saja, agar lebih sediki santai karena lebih panjang waktunya,” kata jamaah haji asal London, Inggris, Abdul Wahab, ketika ditemui di Muzdalifah, Ahad dini hari (6/11).
Untuk melakukan jumrah, Wahid yang datang langsung bersama satu rombongan besar jamaah haji asal Inggirs yang terdiri dari 1.500 orang itu mengaku telah mengumpulkan kerikil untuk melontar jumrah di Mina. “Masing-masing anggota jamaah telah mengumpulkan minimal 49 butir kerikil. Rencananya kami akan melontar jumrah pada waktu-waktu biasa, tidak waktu “afdaliyat”. Ini agar kami tidak berdesakan,” imbuhnya.
Wartawan Republika, Muhammad Subarkah, yang berada di Tanah Suci Makkah, melaporkan, jamaah haji Indonesia bergerak ke Muzdalifah, Sabtu (5/11) petang, usai wukuf. Mereka akan mabit bersamaan dengan tibanya waktu Maghrib. Mereka pergi dengan menumpang bus-bus yang telah disediakan.
Begitu juga jamaah lain, mereka juga pergi untuk melakukan mabit dengan menggunakan aneka kendaraan. Memang sebagian besar menggunakan bus, tapi ada juga yang ‘membandel’ dengan menggunakan angkutan yang lebih kecil.
Akibat sekitar 2,5 juta orang bersama-sama pergi ke satu titik dalam waktu yang bersamaan, jalanan Arafah dan Muzdalifah yang panjangnya sekitar 11 kilometer macet total. Antrian kendaraan mengular dan bergerak tersendat-sendat. Suasana lalu lintas makin kacau dengan banyaknya bus yang mengalami mogok di tengah jalan.
Paling tidak pada malam itu ada lima buah bus yang melintang di tengah jalan karena mesinnya bermasalah. Kendaraan ini pun akhirnya di pinggirkan dengan sebuah mobil derek.
Ketika di Muzdalifah, sebagian dari para jamaah memang bermalam di dalam tenda. Tapi sebagian lainnya tidur di tempat terbuka. Bahkan, banyak di antara mereka tidur di pinggiran jalan atau tempat terbuka lainnya. Mereka tidur beralasan tikar dan kain.
www.Jurnalhaji.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar